Kamis, 29 Maret 2012

Perbedaan Kekuasaan dan Wewenang

KEKUASAAN

Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain; artinya

kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok. Kekuasaan juga

berarti kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan, atau kejadian.

Kekuasaan tidak sama dengan wewenang, wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa

wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi.

Secara umum ada dua bentuk kekuasaan:

1. Pertama kekuasaan pribadi, kekuasaan yang didapat dari para pengikut dan didasarkan

pada seberapa besar pengikut mengagumi, respek dan terikat pada pemimpin.

2. Kedua kekuasaan posisi, kekuasaan yang didapat dari wewenang formal organisasi.

Kekuasaan berkaitan erat dengan pengaruh (influence) yaitu tindakan atau contoh tingkah laku

yang menyebabkan perubahan sikap atau tingkah laku orang lain atau kelompok.

Kekuasaan tidak begitu saja diperoleh individu, ada 5 sumber kekuasaan menurut John Brench dan Bertram Raven, yaitu :

1. Kekuasaan menghargai (reward power)

Kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan seseorang pemberi pengaruh untuk memberi

penghargaan pada orang lain yang dipengaruhi untuk melaksanakan perintah. (bonus sampai

senioritas atau persahabatan)

2. Kekuasaan memaksa (coercive power)

Kekuasaan berdasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum orang yang dipengaruhi

kalau tidak memenuhi perintah atau persyaratan. (teguran sampai hukuman).

3. Kekuasaan sah (legitimate power)

Kekuasaan formal yang diperoleh berdasarkan hukum atau aturan yang timbul dari pengakuan

seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh berhak menggunakan pengaruh

sampai pada batas tertentu.

4. Kekuasaan keahlian (expert power)

Kekuasaan yang didasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa pemberi pengaruh

mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh orang yang

dipengaruhi. (professional atau tenaga ahli).

5. Kekuasaan rujukan (referent power)

Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang didasarkan pada indentifikasi pemberi pengaruh yang menjadi contoh atau panutan bagi yang dipengaruhi. (karisma, keberanian, simpatik dan lain-lain).

Bagaimana Menangani Kekuasaan

Pandangan kekuasaan dengan wajah negatif mengartikan kekuasaan sebagai mempunyai

kekuasaan atas diri orang lain yang kurang beruntung dan menganggap orang sebagai tidak lebih

dari pion untuk digunakan atau dikorbankan kalau ada kebutuhan untuk itu. Pandangan ini akan

menyebabkan kegagalan bagi pengguna kekuasaan, karena orang yang dijadikan pion cenderung

akan menentang wewenang atau menerima dengan sangat pasif. Apapun yang terjadi nilainya

bagi manajer amat terbatas.





Wajah positif kekuasaan yang paling baik dicirikan dengan perhatian untuk struktur

kelompok. Manajer akan mendorong anggota kelompok untuk mengambangkan kekuatan

dan kompetensi yang diperlukan untuk menjadi sukses sebagai individu dan sebagai

anggota dari organisasi.



Ø Karakteristik kunci menangani kekuasaan dengan sukses (John P Kotter) :

1. Peka terhadap sumber kekuasaan mereka, menjaga tindakan tetapi tetap kosisten

dengan harapan orang.

2. Mengakui perbedaan biaya, resiko dan manfaat dari lima kekuasaan dasar, menggunakan

dasar kekuasaan manapun yang sesuai dengan situasi atau orang tertentu.

3. Menghargai bahwa setiap dasar kekuasaan mempunyai keunggulan, mencoba

mengembangkan keterampilan dan kredibilitas mereka sehingga dapat menggunakan

metode apa pun yang paling baik.

4. Mempunyai sasaran karier yang membuat mereka mengembangkan dan menggunakan

kekuasaan, membuat orang merasa tergantung padanya, dan menggunakan salah satu

tipe kekuasaan yang paling mungkin untuk dipakai.

5. Bertindak secara dewasa dan mengembangkan kendali diri, menghindari menonjolkan

kekuasaan secara angkuh dan mencoba untuk bertindak tidak kasar bila tidak

diperlukan.

6. Memahami bahwa kekuasaan perlu untuk melaksanakan pekerjaan, merasa senang

menggunakan kekuasaan untuk mendorong keberhasilan pelaksanaan tugas organisasi.

Sumber : http://viyan.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/15113/2_WEWENANG,+DELEGASI+DAN+DESENTRALISASI.pdf (29-03-2012 | 15.50)



WEWENANG

Wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Wewenang merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari atasan ke bawahan dalam suatu organisasi.



Dua pandangan yang saling berlawanan tentang sumber wewenang, yaitu:
1.Teori formal (pandangan klasik) Wewenang merupakan anugrah, ada karena seseorang diberi atau dilimpahi hal tersebut. Beranggapan bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang tinggi. Jadi pandangan ini menelusuri sumber tertinggi dari wewenang ke atas sampai sumber terakhir, dimana untuk organisasi perusahaan adalah pemilik atau pemegang saham.



2.Teori penerimaan (acceptance theory of authority)
Wewenang timbul hanya jika dapat diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan. Pandangan ini menyatakan kunci dasar wewenang oleh yang dipengaruhi (influencee) bukan yang mempengaruhi (influencer). Jadi, wewenang tergantung pada penerima (receiver), yang memutuskan untuk menerima atau menolak.
Kekuasaan sering dicampur adukkan dengan wewenang, padahal keduanya berbeda. Bila wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu, maka kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hak tersebut.


Ada dua pandangan yang menjelaskan wewenang formal (resmi):

1. Pandangan klasik (classical view)

Wewenang datang dari tingkat paling atas, kemudian secara bertahap diturunkan ke tingkat yang lebih bawah

2. Pandangan penerimaan (acceptance view)

Sudut pandang wewenang adalah penerima perintah, bukannya pemberi perintah. Pandangan ini dimulai dengan pengamatan bahwa tidak semua perintah dipatuhi oleh penerima perintah. Penerima perintah akan menentukan apakah akan menerima perintah atau tidak

Menurut Chester I. Bernard seseorang akan memenuhi perintah apabila dipenuhi empat kondisi

berikut:

- Dia dapat memahami komunikasi

- Dia percaya bahwa perintah tersebut tidak bertentangan dengan tujuan organisasi

- Perintah tersebut tidak bertentangan dengan kepentingan secara keseluruhan, dan

- Secara fisik dan mental mampu menjalankan perintah tersebut



Sumber :

http://anissaisyaa.blogspot.com/2011/11/pengertian-wewenang.html (29-03-2012 | 15.50)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar